20080505

Wisata alam liar

March 18, 2008 by wulandaridiyah

Berlibur ke negara tetangga tentunya menyenangkan. Selain memiliki pengalaman dengan suasana yang baru, berjalan-jalan ke luar negeri menjadi agenda rutin saat liburan.

Tapi jika berlibur identik dengan wisata jalan-jalan di pusat pertokoan dan tinggal di hotel-hotel mewah, tidak berlaku untuk sebagian eksekutif yang lebih mengutamakan mencari petualangan ke tempat-tempat eksotis dan menantang, daripada mengunjungi butik-butik fesyen di pusat perbelanjaan. Mereka memilih wisata alam liar. Mau tengok bagaimana “liar”-nya mereka?

Dan menjelang liburan akhir tahun seperti ini, banyak juga eksekutif dan keluarganya yang merencanakan perjalanan wisata dengan konsep outbond travelling alias wisata alam.

“Kebetulan suami saya suka ke tempat-tempat aneh, salah satunya sering ikutan Count Tiki, wisata bagi para backpacker di Amerika, jadi saya ikut-ikutan suka,” ujar Luvi Hartanu, Sales Manager PT Alasmas Berkat Utama.

Sejak menikah, perempuan 26 tahun ini sudah memiliki banyak pengalaman berpetualang hingga ke tempat-tempat eksotis di banyak negara bersama sang suami.

Jika bulan lalu Luvi baru saja bertandang ke Afrika Selatan, liburan musim panas tahun depan dia ingin menjelajah wisata alam kepualauan Hawaii di lautan Pasifik.

Tapi sudah sejak beberapa tahun belakangan Luvi menemani sang suami menjelajah wisata alam pegunungan dan pantai di mulai dari Vietnam, Kamboja, Spanyol, kawasan Eropa Timur, hingga Mesir.

Dengan menggunakan jasa tour travel yang menyediakan jasa layanan wisata outbond, Luvi berharap masih punya kesempatan untuk menjelajah ke lokasi-lokasi petualang negara lain.

“Biasanya sebelum merencanakan keberangkatan kami sudah menghubungi agen travel atau kalau tidak browsing internet dan tanya-tanya teman yang sudah punya pengalaman ke tempat itu sebelumnya,” ujar perempuan berkulit putih ini.

Selain Luvi, ada satu perempuan yang juga tidak kalah heboh menghabiskan masa liburannya dengan banyak petualangan liar.

Dia adalah Yuni Amelia, CEO PT Lintas Jeram Nusantara, salah satu perusahaan wisata arung jeram yang mengelola kawasan wisata Arus Liar di sungai Citarik Sukabumi dan sungai Pekalen di Probolinggo.

Sejak duduk di bangku kuliah Fakultas Teknik Sipil Universitas Trisakti, Yuni aktif di kegiatan kemahasiswaan pecinta alam yang membawanya menikmati petualangan menjelajah ke benua Amerika.

Bersama dengan kelompok Ekspedisi Trisakti Indonesia, pada 1992 Yuni menjelajah alam negara bagian California, Oregon, dan Idaho Amerika Serikat. Arung jeram, panjat tebing, hingga pendakian ke pegunungan di kawasan itu sudah dirasakannya.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1994 Yuni bersama kelompok eksepedisi Putri Trisakti berpetualang ke benua Afrika, tepatnya berarung jeram di sungai Zwabezi Zimbabwe Afrika Selatan.

Pengalaman-pengalaman liarnya itu pula yang akhirnya mempertemukan Yuni dengan tambatan hati yang pada 1995 bermufakat membangun bisnis jasa penyedia kegiatan petualangan liar bernama PT Lintas Jeram Nusantara atau yang lebih dikenal dengan nama Arus Liar.

Meski disibukkan dengan kegiatan bisnis, tidak menghentikan Yuni untuk terus berpetualang menjelajah alam negeri sendiri.

Akhirnya pada 2006, kesempatan untuk berpetualang ke negeri orang datang kembali. Bersama delapan perempuan dari Yayasan Lupus Indonesia, Yuni menjelajah gunung Kala Pathar di gunung es Himalaya, Nepal.

“Kebetulan saya menjadi spoke person Yayasan Lupus Indonesia, dan perjalanan kami kala itu sekaligus untuk kampanye dan pencarian dana, sekaligus membuktikan bahwa perempuan usia di atas 40 tahun tetap bisa daki gunung,” ujar ibu tiga anak yang kini genap berusia 39 tahun ini.

Kini, meskipun aktif di sebuah lembaga nirlaba Global Resque Network, Yuni masih memiliki harapan untuk bisa berpetualang ke negara tetangga lainnya untuk menjajal kemampuannya.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Fifi Lety Indra, pengacara yang berkantor di Fifi Lety Indra & Rekan di kawasan Benhil Jakarta Pusat.

Perempuan yang belakangan dikenal sebagai pengacara anti suap ini memiliki keinginan besar untuk bisa keliling dunia, terutama di tempat wisata yang menarik dan menjadi ciri khas negara itu.

Sudah banyak negara dikunjunginya, yang ditunjukkan di sebuah papan ruang kerjanya. Tampak sebuah peta dunia yang di bagian permukaannya tertancap jarum pentul warna-warni.

“Jarum itu penunjuk negara-negara mana saja yang sudah saya kunjungi. Hitung saja,” ujar lajang yang memiliki keinginan segera berkunjung ke Afrika Selatan, terutama di daerah termiskin di negara itu.

Tidak disangka, kalangan pecinta wisata petualangan liar ini ternyata makin banyak saja. Terbukti dengan semakin banyak pula biro travel yang menyediakan jasa layanan wisata alam liar.

Salah satunya adalah Calyba Tour, agen wisata yang menawarkan perjalanan wisata ke tempat-tempat tidak biasa.

“Baru saja kemarin kami memberangkatkan rombongan wisata ke Greenland dan ke benua Antartika yang diisi dengan kegiatan menginap di hotel es dan pengalaman alam lainnya,” ujar Tarmidi Halim, Consultant tour Calyba Tour.

Selain Greenland dan Antartika, Calyba Tour juga kerap membawa para tamu berpetualang ke kawasan hutan liar Amazon dengan menginap di sebuah hotel yang kamar-kamarnya berada di atas pohon.

Karena menjadi wisata istimewa, harga yang dipatok juga tidak kalah istimewa. Untuk merasakan penjelajahan wisata alam Greenland selama 16 hari, setiap orang dipatok US$6.000 ditambah dengan US$1.500 untuk menginap di hotel es.

Untuk berpetualangan ke kutub selatan ditambah dengan perjalanan ke alam liar Chili bagian selatan, setiap orang membayar US$12.000.

Menurut Katarinus Aligita, pengamat dan konsultan dari Calyba Tour, para penggemar wisata petualangan alam liar ini biasanya orang-orang yang memiliki empat modal di dalamnya.

Keempat modal itu adalah seseorang yang hobi berjalan-jalan, memiliki waktu yang cukup banyak, sehat, dan memiliki uang.

“Biasanya mereka yang memiliki empat modal itu adalah orang yang sudah mapan secara ekonomi atau pensiunan yang ingin menambah wawasan dan cakrawala baru dalam hidupnya,” ujar Gita.

Selain itu mereka yang hobi berpetualang ke wisata alam liar biasanya sudah memiliki banyak pengalaman wisata ke luar negeri yang banyak ditawarkan oleh para agen wisata.

“Mereka yang suka dengan petualangan alam liar setidaknya sudah 50 atau 100 kali wisata ke luar negeri dan mereka sudah bosan pergi ke kawasan yang itu-itu saja,” Gita menambahkan.

Jadi jika Anda tidak takut bahaya, berani menerima tantangan, dan suka mencoba hal-hal baru, wisata alam liar di luar negeri yang banyak ditawarkan bisa menjadi pilihan.